Mel D. Anggraeni

  • Sastra

    Hujan di Atas Kenangan

    Juang Merdeka – Aku berdiri di depan jendela, menatap hujan yang turun deras membasahi jalan-jalan kota yang kosong. Tetesan air jatuh seperti air mata langit, membasuh kenangan-kenangan yang tak ingin ku lupakan. Tiba-tiba, aku mendengar suara lembut di belakang ku. “Apa yang kamu pikirkan?” dia bertanya, suaranya seperti angin sepoi yang menyentuh hati ku yang luka. Aku tidak berbalik, tetap memandang hujan. “Aku memikirkan tentang kita,” jawab ku, suaraku hampir tak terdengar di tengah deru hujan. Dia melangkah mendekat, berhenti di sebelah ku. “Apa yang kamu ingat tentang kita?” tanya nya lagi, nada suaranya penuh kehati-hatian. Aku menarik napas dalam, merasakan sakit yang tak kunjung pergi. “Aku ingat malam pertama kita bertemu. Kamu tersenyum dan aku langsung jatuh. Aku ingat bagaimana kita pernah berjanji untuk selalu bersama, tapi…” Dia tidak membiarkan ku selesai. “Tapi aku pergi,” dia berkata, suaranya terpotong oleh kesedihan. “Aku pergi karena aku pikir itu yang terbaik untuk kamu. Aku tidak ingin jadi beban.” Aku menoleh, melihat mata nya yang basah oleh air mata yang ditahan. “Kamu salah,” kataku pelan. “Kamu bukan beban. Kamu adalah bagian dari aku yang paling berharga.” Dia menunduk, air mata nya jatuh ke lantai. “Aku tahu aku salah. Aku tahu aku seharusnya…

    Read More »