Bupati Blora

  • Berita

    Perkuat Kemitraan, DPC Tani Merdeka Blora Silaturahmi ke Bupati

    Juang Merdeka, Jateng – Sebagai Ormas yang masih relatif baru, DPC Tani Merdeka Blora lakukan silaturahmi ke Bupati Blora di rumah dinas pendapa Bupati Blora, pada, Kamis 25/07/2024. Silaturahmi tersebut tak ada kaitannya dengan konstelasi politik yang tengah terjadi. Tetapi bertujun untuk memperkuat kemitraan sekaligus perkenalan. “Ini memang tahun politik, tetapi posisi kami sebagai ormas di Blora tidak sedang menjalankan kegiatan politik,” terang Alip Murtopo, pada, Jumat, 26/07/2024. Alip menambahkan bahwa secara usia, keberadaan Tani Merdeka di Blora cukup dinamis kegiatannya. Di sebagian besar kecamatan sudah terbentuk struktur kepengurusannya. “Betul, sudah banyak kecamatan-kecamatan yang sudah dibentuk strukturnya mulai dari Jepon, Japah, Ngawen, Tunjungan, Randublatung dan lainnya, ” tambah Alip. “Selain struktur yang cukup lengkap, Tani Merdeka Blora juga sudah mempunyai lembaga Pemuda Tani Merdeka,” terangnya lebih lanjut. Untuk Pemuda Tani Merdeka Blora diketuai oleh Muhammad Taufiqurrahman asal Bleboh. “Mas Taufiq itu mahasiswa alumni IAI Khozinatul Ulum. Dia juga aktivis ekstra kampus sebagai Ketua HMI Cabang Blora”. Selain Pemuda Tani Merdeka, DPC Tani Merdeka juga merintis pendirian media online yang dikelola pengurus. “Sebagai ormas kita butuh corong untuk menyebarluaskan program dan kerja-kerja kami di masyarakat, maka fungsi media juga sangat strategis,” terang aktivis dengan gelar S. Kom ini. “Karena kita sudah…

    Read More »
  • Publikasi Ilmiah

    Calon Ibu dan Persiapan Keluarga Tangguh

    Juang Merdeka Jateng – Keluaga tangguh merupakan pilar ketahanan bangsa. Sebuah bangsa yang tangguh pasti disusun oleh keberadaan keluarga tangguh yang mampu menciptakan ketangguhan bangsa. Untuk menciptakan keluarga tangguh memerlukan kesiapan peran Ibu dalam membina arah rumah tangga. Oleh karena itu, konsep tentang keluarga tangguh sudah semestinya dimengerti oleh para calon ibu yang dalam hal ini tentu saja adalah para remaja putri yang mulai menginjak dewasa. Dalam kesempatan melakukan sosialisasi pentingnya keluarga tangguh pada calon ibu di empat kecamatan di Kabupaten Blora yang dilakukan pada bulan Pebruari –Maret 2022 muncul sebuah diskursus tentang minimnya pengetahuan para remaja putri peserta soialisasi tentang beragam hal mengenai urgensi keluarga tangguh, pra syarat untuk memenuhinya serta bagaimana kesiapan seorang calon ibu baik secara fisik, mental maupun ekonomi.Belum lagi permasalahan dalam bidang kesehatan reproduksi yang masih merupakan tabu dan jarang sekali dibicarakan secara ilmiah. Fenomena tersebut tentu menjadi hambatan dalam usaha membentuk keluarga tangguh. Pengetahuan tentang keluarga tangguh memerlukan proses internaliasai yang menyeluruh dan meluas serta kontinyu. Pernikahan sebagai pintu masuk bagi kehidupan keluarga merupakan peristiwa alamiah yang selalu akan terjadi, tetapi pengetahuan tentang keluarga tangguh memerlukan sebuah upaya yang sistematis baik menggunakan sarana-sarana yang bersifat formal melalui Dindalduk, Dinas Kesehatan dan jajarannya, Posyandu, sekolah.…

    Read More »
  • Berita

    Bias Gender dalam Fenomena Pernikahan Dini di Blora

    Juang Merdeka Jateng – Berdasarkan hasil penelitian dari Yuni Astuti, Zainal Abidin dan Siswoko yang berjudul Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Penundaan Kehamilan Remaja Menikah Usia Kurang 20 Tahun di Blora, menunjukkan bahwa usia rata-rata responden saat menikah adalah 16,4 tahun, dengan median 15,95 tahun, standar deviasi 1,46 tahun. Sementara usia termuda saat menikah adalah 13,17 tahun dan usia tertingggi adalah 19,80 tahun. Tingkat Pendidikan. Sebagian besar responden (63,8%) adalah berpendidikan Sekolah Dasar. Hal ini disebabkan karena kebanyakan orangtua responden adalah petani, maka sebagian besar responden tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi karena faktor biaya. Disamping masalah tersebut, orangtua responden masih banyak yang berpandangan bahwa seorang wanita pada akhirnya akan kembali ke dapur dan kasur meskipun berpendidikan tinggi. Dengan cara pandang tersebut, orangtua merasa tidak perlu menyekolahkan anak wanitanya ke jenjang yang lebih tinggi.    Pekerjaan Sebagian besar responden (48,7%) dalam penelitian ini adalah tidak bekerja. Selain karena pendidikan mereka yang rendah yang menyebabkan responden sulit untuk mencari pekerjaan, sebagian besar responden masih dibantu orangtua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengetahuan tentang dampak kehamilan remaja kehamilan remaja dengan kategori baik sebanyak 52,6 % dan kategori kurang sebesar 47,4%. Pengetahuan responden yang kurang disebabkan karena sebagian besar (63,8%) responden mempunyai pendidikan…

    Read More »
  • Publikasi Ilmiah
    Nanik Wijayanti Guru IPS SMPN 1 Tunjungan

    Jebakan Pernikahan Dini

    Juang Merdeka Jateng –  Perkawinan usia muda dapat didefinisikan sebagai ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri pada usia yang masih muda/remaja (Desy Lailatul Fitria dkk, 2015). Pernikahan yang baik di lakukan oleh seseorang yang memiliki usia matang karena dapat mempengaruhi psikologis kehidupannya ketika berumah tangga. Di Indonesia masih banyak terjadi pernikahan dini pada anak dan remaja. Sebanyak 38% anak perempuan di bawah usia 18 tahun sudah menikah. Sementara persentase laki-laki yang menikah di bawah umur hanya 3,7 % (persen). Ternyata, ada beberapa penyebab yang mendorong mereka melakukan pernikahan dini. Hasil penelitian ini membuktikan kuatnya tradisi dan cara pandang masyarakat, terutama di pedesaan, masih menjadi pendorong bagi sebagian anak perempuan lain. Berdasarkan Analisis survei penduduk antar sensus (SUPAS) dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) didapatkan angka pernikahan di perkotaan lebih rendah dibanding di pedesaan, untuk kelompok umur 15-19 tahun perbedaannya cukup tinggi yaitu 5,28% di perkotaan dan 11,88% di pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa wanita usia muda di perdesaan lebih banyak yang melakukan perkawinan pada usia muda. Faktor penyebab pernikahan dini pernikahan dini menurut Mubasyaroh disebabkan oleh  kesulitan ekonomi keluarga, paksaan orang tua dan tradisi. Kesulitan ekonomi menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya pernikahan dini,…

    Read More »
  • Berita

    Bayang-bayang Bias Gender

    Juang Merdeka Jateng –  Berdasarkan data BPS tahun 2020 prosentase  single parent akibat perceraian maupun karena ditinggal mati pasangan di kabupayen Blora lebih banyak terjadi dikalangan perempuan. Dan lebih dramatis lagi prosentase perceraian itu terjadi pada mereka yang masuk kategori keluarga dengan tingkat pengeluaran yang terendah. Hal ini menunjukkan bahwa posisi perempuan dalam pernikahan lebih lemah demgan intensitas penderitaan yang lebih dalam. Termasuk didalamnya adalah perceraian akibat pernikahan dini. Pernikahan dini bukan merupakan masalah sepele yang dapat diselesaikan dalam satu dua kali sosialisasi. Dalam praktik di masyrakat justru pernikahan dini secara sadar ataupun tidak menemukan basis sosial yang subur yang disebabkan oleh banyak hal, misalnya bidang ekonomi, budaya, sosial maupun pandangan hidup masyarakat. Dalam pernikahan dini posisi perempuan sangat lemah atau terdapat bias gender yang disebabkan oleh cara berfikir, sikap dan perilaku budaya maupun karena faktor ekonomi. Jika dalam pandangan masyarakat, perempuan belum diposisikan secara sejajar maka akan dalam banyak hal merembet ke hal yang lain sehingga bias gender menjadi sangat sulit dihilangkan. Selalu muncul kepermukaan kasus-kasus yang menunjukkan hal tersebuj, salah satunya dalam fenomena masih tingginya pernikahan dini. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2005: 146) disebutkan kata bias berarti simpangan, belokan arah dari garis tempuhan karena menembus benda bening.…

    Read More »
  • Berita

    Peningkatan Kesejahteraan Blora Tutup Peluang Lost Generation

    Juang Merdeka Jateng –  Keberhasilan pembangunan manusia menurut United Nation Development Program (UNDP) diukur dengan beberapa parameter, dan paling terkenal saat ini adalah Indeks Pembangunan Mausia (IPM) atau Human Development Indeks (HDI). Indeks Pembangunan Manusia merupakan tolak ukur dalam pencapaian pembangunan manusia yang lebih berkualitas. Ada tiga dimensi dasar sebagai acuan untuk mengukur Indeks Pembangunan Manusia yaitu meliputi umur panjang dan hidup yang sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup yang layak (desent standart of living). Apabila mengukur dimensi hidup yang layak dapat menggunakan indicator kemampuan ekonomi dari daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita dalam pencapaian hidup yang layak. Kondisi Sosial Pembangunan manusia senantiasa berada di baris terdepan dalam perencanaan pembangunan. Karena hakekat pembangunan adalah pembangunan manusia. Indikator yang biasa digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan manusia dalam meningkatkan kualitas hidupdan kesejahteraan manusia salah satunya adalah Indeks PembangunanManusia (IPM). Dimana komponen IPM terdiri atas Angka Harapan Hidup, Harapan Lama Sekolah, Rata-Rata Lama Sekolah, dan Pengeluaran Perkapita yang disesuaikan, sebagaimana tabel di bawah ini. Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Blora selama beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan. IPM merupakan indeks komposit yang menggambarkan kualitas pembangunan manusia dari sisi kesehatan,…

    Read More »
  • Berita

    Pembangunan Kependudukan Cegah Lost Generation di Blora

    Juang Merdeka Jateng –   Lost generation penyebabnya terkait dengan gizi, kesehatan, sosial, politik dan pendidikan. Beberapa peneyebab lost generation yang disebabkan kondisi social dan politik meliputi kemiskinan, perang, konflik social, kriminalitas yang tinggi bahkan akibat penyalahgunaan narkoba. Lost generation berdampak penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam satu generasi akibat penurunan kualitas fisik, kecerdasan atau intelligence quotient (IQ), mental/psikis, sosial dan spritual. Berdasarkan pemetaan factor penyebab lost generation diatas serta pola penyelesaiannya maka dapat dipetakan prioritas pecegahan sesuai kondisi yang ada. Bagi kabupaten Blora lost generation berpotensi muncul karena factor kemiskinan yang beririsan dengan rendahnya kualitas gizi. Faktor kemiskinan disebabkan oleh tingkat pendidikan, rendahnya kualitas tenaga kerja serta terbatasnya ketersediaan lapangan kerja. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dirumuskan kebijakan pembangunan kependudukan yang secara langsung dapat memperbaiki kualitas tenaga kerja sehingga berimplikasi pada kenaikan penghasilan untuk memangkas tingkat kemiskinan. Pembangunan kependudukan. Tujuan akhir suatu pembangunan yaitu kesejahteraan rakyat, karena manusia bukan hanya merupakan obyek pembangunan tetapi diharapkan bias menjadi subyek, sehingga dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi kemajuan wilayah yang secara makro menjadi kemajuan suatu Negara.         Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu produktifitas, kesinambungan dan pemberdayaan. Produktifitas penduduk harus tingkatkan. Produktifitas dan…

    Read More »