Ahmad Mustakim
-
Berita
Bersama Tim Gabungan, KPU dan Bawaslu Blora Bersihkan APK Saat Masa Tenang
Juang Merdeka, Blora – Masa Tenang Pilkada serentak Tahun 2024 dimulai pada Minggu, 24 sampai 26 November 2024. KPU Blora bersama Bawaslu dan Tim Gabungan membersihkan alat peraga kamp dianye atau APK yang masih dijumpai di berbagai titik. Kegiatan penertiban APK Pilkada Blora Tahun 2024 ini dilaksanakan serentak di seluruh wilayah kabupaten oleh tim gabungan KPU, Bawaslu, Satpol PP Blora dan Dinrumkimhub Blora, pada Sabtu, (23/11/2024). Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (Divisi Sosdiklih Parmas, dan SDM) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blora Ahmad Mustakim mengungkapkan, pembersihan APK secara regulasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2024 tentang Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota, Alat Peraga Kampanye harus sudah dibersihkan. “Paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pemungutan suara,” ucap Mustakim. Dikatakannya, sebelum pembersihan dilaksanakan rapat koordinasi dan apel bersama di halaman kantor Bawaslu Blora. “Ini menjadi bagian sinergitas dan komitmen bersama dalam upaya menjalankan regulasi pemilihan serentak 2024. Semoga berjalan dengan lancar hingga akhir,” terang Mustakim. Pembersihan ini dilakukan secara serentak di 16 kecamatan di Blora. Fokus pembersihan pada baliho berukuran besar yang terpasang di sepanjang jalan protokol. Ketua Bawaslu Blora, Andyka Fuad Ibrahim, mengungkapkan bahwa…
Read More » -
Opini
Analisis Kerentanan Psikologi Sosial Pemilih (II)
Juang Merdeka Jateng – Dalam banyak kasus, berpikir skeptis bisa membantu kita membuat keputusan yang lebih baik. Misalnya dalam dunia politik dan media, berpikir skeptis mendorong kita untuk tidak langsung mempercayai berita atau klaim politik tanpa verifikasi. Orang yang skeptis akan mencari informasi dari berbagai sumber, memeriksa fakta, dan mempertimbangkan berbagai perspektif sebelum membuat kesimpulan. Skeptisisme juga dpata mengarah pada hal yang negatrif jika kadar ketidak percayaan berada pada porsi yang berlebihan karena berpotensi menjadi antikritik. Mereka yang antikritik dan bahkan sulit menerima pendapat atau masukan dari orang lain bisa menciptakan jarak dengan orang-orang di sekitar, menurunkan kualitas hidup, dan menghambat perkembangan diri. Oleh karena itu, penting untuk memahami batas antara sikap skeptis yang sehat dan yang merugikan. Mengubah sudut pandang terhadap kondisi politik yang dianggap belum ideal sebagai sesuatu yang “jadi/final” kepada sudut pandang “menjadi/berproses” menjadi salah satu cara untuk menghindarkan kerentanan skeptisisme menjadi sinisme terhadap pemilu kearah skeptisisme yang konstruktif menuju optimisme. Situasi politik masih terus berproses, kondisi yang belum ideal tidak boleh didiamkan tetapi memerlukan kesadaran dan partisipasi untuk mengubannya menjadi lebih baik. Partisipasi memang bisa diposisikan sebagai hak, tetapi dalam situasi perlunya perubahan atau perbaikan terhadap situasi politik maka tiap individu dapat mengubahnya menjadi kewajiban. Lebih…
Read More » -
Opini
Analisis Kerentanan Psikologi Sosial Pemilih (I)
Juang Merdeka Jateng – Setiap kali Pemilu datang, tingkat partisipasi pemilih selalu menjadi salah satu tema sentral yang diperhatikan. Bukan hanya oleh lembaga penyelenggara, tetapi juga bagi lembaga pengawas, lemabaga pemantau, pengamat politik dan tentu saja parpol serta para calon. Pasalnya ada banyak faktor yang memengaruhi partisipasi pemilih termasuk diantaranya kerentanan psikologi sosial pemilih. Kerentanan Psikologi Sosial Pemilih Partisipasi pemilih merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan untuk menentukan legitimasi hasil pemilu. Selain itu tingkat partisipasi pemilih juga dapat digunakan untuk menilai kualitas pendidikan politik, kualitas kampanye dan efektivitas mesin politik dari parpol ataupun calon/kandidat. Partisipasi pemilih dalam menggunakan haknya dipengaruhi oleh banyak faktor yang membentuk situasi psikologis sehingga mereka bersedia hadir dan menggunakan hak suaranya. Sebagian dipengaruhi oleh impulse dari faktor-faktor eksternal antara lain : 1. Program atau kebijakan publik yang yang ditawarkan dan diperjuangkan oleh kandidat apabila dia ingin memenangkan hati rakyat. 2. Citra Sosial (Social Imagery) adalah citra kandidat maupun partai di mata masyarakat. 3. Emotional and rational feeling, yakni dimensi emosional yang nampak dari seorang kandidat yang ditunjukkan oleh perilaku atau kebijakan-kebijakan yang ditawarkan, yang pada umumnya terlihat dari aktivitas, komentar kandidat terhadap suatu peristiwa tertentu yang dapat menyentuh hati pemilihnya. 4. Citra Personal Kandidat, adalah sifat-sifat…
Read More » -
Berita
KPU Blora Manfaatkan Momen Karnaval Pembangunan , Pilkada Serentak 2024 Disosialisasikan
Juang Merdeka, Blora – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blora tengah terus mendongkrak partisipasi pemilih dengan melakukan sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2024 melalui Karnaval Pembangunan di Kabupaten Blora, Minggu (24/8/2024). Dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia (HUT-ke-79 RI) Pemerintah Kabupaten Blora menyelenggarakan Pawai pembangunan selama dua hari, Sabtu (24/8/2024) kategori SMA/SMK sederajat, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Umum untuk hari Minggu (25/8/2024) katagori peserta karnaval berasal dari kategori TK, SD, SMP. Rute yang dilewati mulai dari Alun-alun – Jl.Pemuda – Tugu Pancasila – Jl.Ahmad Yani – Finish Gedung DPRD Kabupaten Blora. Seluruh komisioner KPU Blora beserta sekretariat KPU Blora bersama Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) juga ikut dalam memeriahkan sosialisasi dalam rangka Pilkada 2024 ini. KPU Blora menampilkan si Baba (Barong Blora) serta kesenian Barongan Satrio Wisnu Piningit yang lengkap dengan penari dan reognya. Ketua KPU Blora, Widi Nurintan Ary Kurnianto mengungkapkan, KPU Blora sosialisasi pilkada 2024 di momen Pawai Pembangunan dalam rangka kemerdekaan RI ke 79. “Semoga melalui Pawai Pembangunan ini sosialisasi pilkada serentak 2024, mampu mendongkrak partisipasi pemilih pada 27 November 2024,” ungkap Widi Nurintan Ary Kurnianto. Sementara itu, Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM, Ahmad Mustakim mengatakan, KPU Blora akan terus menggaungkan sosialisasi pilkada…
Read More » -
Berita
KPU Blora Gelar Rakor Persiapan Pendaftaran Calon Bupati dan Wakil Bupati Blora Tahun 2024
Juang Merdeka, Blora – Komisi Pemilihan Umum Kabupaten (KPU) Kabupaten Blora melaksanakan Rapat Koordinasi Persiapan Pendaftaran Calon Bupati dan Wakil Bupati Blora Tahun 2024 di Hotel Almadina Blora, Jumat (16/8/2024). Kegiatan dibuka oleh Ketua KPU Blora, Widi Nurintan Ary Kurnianto, Moderator Anggota KPU Blora Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM, Ahmad Mustakim, Pemateri inti Divisi Teknis Penyelenggaraan, Ahmad Solikin. Sebagai narasumber Polres Blora, Pengadilan Negeri Blora, Kejaksaan Negeri Blora, Sekda Blora, Dinas Kesehatan Blora, Bawaslu Kabupaten Blora, dan Bappeda Blora. Hadir dalam rakor yakni Partai Politik Se Kabupaten Blora, dan PPK divisi Teknis Se Kabupaten Blora. Ahmad Solikin mengatakan, tujuan dari rapat koordinasi ini adalah membahas persiapan apa saja yang harus dipenuhi bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Blora saat mendaftar pada pendaftaran pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Blora tahun 2024. “Ini rakor membahas persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi bakal pasangan calon saat mendaftarkan ke KPU Blora,” ucap Ahmad Solikin. Dijelaskannya, tahapan pencalonan dimulai dari pengumuman tanggal 24 hingga 26 Agustus 2024, sedangkan tanggal 27 hingga 29 Agustus 2024 adalah tahapan penerimaan pendaftaran bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Blora. “Untuk penelitian persyaratan administrasi calon tanggal 29 hingga 4 September 2024. Sedangkan pemeriksaan kesehatan tanggal 27 Agustus hingga 2…
Read More » -
Berita
KPU Blora Serius Tingkatkan Partisipasi Pemilih dalam Pilkada 2024
Juang Merdeka – Blora, Hadapi Pilkada 2024, KPU Blora serius tingkatkan partisipasi pemilih. Untuk itu, KPU Blora menggelar raker guna membahas Materi, Strategi, dan Sasaran Partisipasi Pemilih di Pilkada Blora 2024. Pelaksanaan raker dengan mengundang stakeholder guna membahas materi, bentuk, strategi dan sasaran sosialisasi pemilihan serentak Tahun 2024. Acara raker diselenggarakan di Garden Resto and Caffe Tunjungan Blora, Sabtu (27/7/2024). Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Kabag Prokompim Setda Blora, Budiman dan Anggota KPU Blora periode 2018-2023, Moh. Syaiful Amri. Acara mengundang Bawaslu Blora, Polres Blora, Kejari Blora, Dandim 0721 Blora, 410 Alugoro Blora, Dindukcapil Blora, Rutan II B Blora, Bakesbangpol Blora, Satpol PP, Kominfo Blora, Tapem Setda Blora, Bagian Hukum Setda Blora. Kemudian juga perwakilan Parpol se Blora, Ketua MKKS SMA dan SMK, dan media. Mewakili Ketua KPU Blora Divisi Teknis KPU Blora, Ahmad Solikin membuka kegiatan ini. Disampaikannya, salah satu output sosialisasi adalah agar partisipasi pemilih di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Blora tahun 2024 nanti, dapat meningkat dan tepat sasaran. “Ditahun 2020 partisipasi pemilih mencapai 77,6 persen dan menunjukkan peningkatan di angka 83,5 persen lebih pada Pemilu 2024,” ucap Ahmad Solikin. Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM, Ahmad Mustakim berharap dengan raker ini, mendapatkan masukan dari stakeholder yang hadir demi…
Read More » -
Opini
Maskot Sebagai Simbol untuk Strategi Konsolidasi dan Branding Pilkada
Juang Merdeka – Jateng. Menyambut Pilkada pada bulan November 2024 secara serentak setiap KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota melaunching Maskot Pilkada. Lazimnya Maskot diangkat dari unsur keunikan yang ada pada daerah tersebut. Unsur keunikan yang kemudian diangkat menjadi maskot secara sosiologis berfungsi sebagai simbol. Diantara fungsi simbol adalah sebagai bagian strategi konsolidasi internal dan strategi branding program kepada eksternal. Kekuatan Simbol Secara etimologis istilah simbol berasal dari bahasa Yunani, yakni kata symboion dari syimballo (menarik kesimpulan berarti memberi kesan). Simbol atau lambang sebagai sarana atau mediasi untuk membuat dan menyampaikan suatu pesan, menyusun sistem epistimologi dan keyakinan yang dianut. Secara sosiologis Simbol mempunyai kekuatan karena ia dikreasikan untuk mengikat kelompok, mengarahkan dan menggerakkan kelompok secara kolektif (solidaritas, motivasi dan sumber daya yang dimiliki). Simbol dapat mewakili sesuatu yang lebih besar dalam sebuah konstruksi antara yang abstrak dengan yang realistis, antara yang imajiner dengan yang faktual, antara alam sadar dan alam bawah sadar. Simbol hidup dan memrankan fungsinya diantara individu dengan masyarakat yang melingkupinya. Dalam komunikasi simbol dapat memainkan peran, sekalipun misalnya ia dalam posisi diam. Diamnya simbol sebenarnya mengomunikasikan sebuah makna adanya relasi antara individu dengan masyarakatnya. Pola interaksi seringkali diarahkan meskipun tidak secara total oleh simbol. Erwin Goodenough mendefinisikan simbol…
Read More » -
Opini
Sisi Gelap Populisme dan Ancaman pada Demokrasi
Juang Merdeka Jateng – Populisme secara konsepsi dapat dikenali sebagai gejala adanya kelompok atau kelas pemilih mayoritas, khususnya “silent majority” atau kelompok mayoritas. Populisme sebagai perilaku kelompok seringkali muncul bersamaan dengan munculnya sikap kecewa dan jenuh akan kondisi kehidupan dirasa semakin susah akibat terjadinya distorsi aspirasi dalam kebijakan-kebijakan krusial yang dibuat oleh politisi dominan dan elit berkuasa. Pada tahap ini, kekecewaan pemilih terhadap elit politik menjadi rentan terhadap politisasi strategi populis. Politisi populis akan memanfaatkan keresahan mayoritas sebagai momentum untuk membangun relasi simbolik dan dukungan sosial guna meraup dukungan. Sehingga melahirkan sebuah gejala perilaku politik/konsolidasi menjadi sebuah arus baru bernama populisme. Populisme sebagai fenomena politik dalam sistem demokrasi mendapatkan perhatian serius dalam diskursus perkembangan demokrasi. Fenomena populisme dalam demokrasi mulai dikenali dan memunculkan beragam bentuk konseptualisasi beserta ragam praktik politik terutama di benua Eropa dan Amerika Latin. Pada kedua wilayah tersebut secara empirik dikenali adanya kelindan gejala dan pertumbuhan populisme dalam proses-proses formal demokrasi. Naiknya kekuatan populis dalam tampuk pemerintahan yang demokratis ternyata memengaruhi kualitas perilaku politik dari sebuah rezim yang awalnya dipilih secara demokratik. Perilaku politik berbasis populisme memang tidak dengan sendirinya sebagai anti demokrasi. Sehingga harus kembali dilihat bagaimana ketika ia berhadapan dengan sudut pandang yang berbeda,…
Read More »