Sekda Blora Nilai Kawasan Industri akan Banyak Memberikan Multiplayer Efek

Advertisement

Blora, Juang MerdekaTim Seminar Kawasan Industri Kabupaten Blora lakukan konsultasi perlunya pembentukan Tim Pokja Kawasan Industri kepada Sekda Blora, Komang Gede Irawadi, Senin, 9/12/2024. Sekda Blora mengapresiasi usulan tersebut dan menyetujui gagasan keberadaan Kawasan Industri di Blora karena akan memberikan multiplayer efek yang banyak.

“Jika industrinya di sini, kita juga punya sumber gas di sini maka akan jadi multiplayer efek yang banyak,”papar Komang Gede lebih lengkap.

Menyinggung kemungkinan Kawasan Industri di Blora yang diproyeksikan di areal hutan, Komang Gede memandang hal tersebut sebagai keuntungan.

“Justru kita diuntungkan. Memang sekitar 49 % wilayah Blora berupa areal hutan yang merupakan milik Perhutani. Jika dibuat di sana Kawasan Industrinya berarti ijinnya cukup dengan satu pihak saja,” tegas Komang.

Komang juga menambahkan bahwa dengan tanpa adanya Kawasan Industri di Blora, maka pembangunan industrinnya akan menjadi parsial, akan muncul kendala-kendala lain seperti pembebasan tanah yang rumit.

Oleh karena itu ia berharap semua pihak betul-betul memahami  manfaat jangka panjang adanya Kawasan Industri di Blora untuk menyerap investasi. Peran kita di pemerintahan harus kita dorong dan tahapan-tahapannya dalam lima tahun itu nanti harus jelas.

“Memang perlu diskusi yang panjang mengenai banyak hal. Sama-sama nanti kita siapkan regulasinya untuk kepentingan penyusunan RPJMD dan RTRW. Sambil jalan kita juga bisa membuat fisibilty studynya,” saran Komang Gede yang membuat Tim Seminar makin bersemangat.

Sementara itu Seno Margo Utomo selaku salah satu anggotaTim menyampaikan bahwa hasil dari Seminar Kawasan Industri di Blora akan beririsan dengan kepentingan penyusunan RPJMD dan RTRW. Pembentukan  Pokja akan memudahkan transformasi gagasan tersebut secara lebih terukur dan capaian-capaian Pokjanya dapat dievaluasi.

“Kita memang harus progresif untuk upaya-upaya yang dapat menambahkan pendapatan bagi Blora sekaligus menjadi instrumen untuk menguarangi tingkat kemiskinan, pengangguran dan beragam problem sosial ekonomi lainnya,” ungkap alumnus FISIP UNS ini.

“Kalau kita tidak progresif, secara kasat mata kita akan dengan cepat ditinggalkan oleh kabupaten-kabupaten lain yang ada di sekitar Blora,” tambahnya lagi.

Seno kemudian menyontohkan progresivitas Kabupaten Bojonegoro. Dalam waktu dekat di kabupaten tersebut akan dibangun Pabrik Metanol dan Pupuk Sriwidjaja. Tetapi Kawasan Industri di Blora akan mempunyai  proyeksi yang berbeda dari Bojonegoro. Kawasan Industri di Blora juga menjadi bagian pengentasan kemiskinan dan pengangguran.

“Bojonegoro memang surplus APBD, surplus DBH Migas, silpanya lebih besar dari APBD Blora. Tetapi mungkin PR nya masih banyak terutama dengan tingkat pengangguran dan angka kemiskinan yang ternyata mungkin tidak terpaut jauh dari kita,” pungkas Seno pasca konsultasi dengan Sekda Blora.

Komitmen Seminar Kawasan Industri Blora

Pelembagaan Gagasan Kawasan Industri di Blora Makin Progresif, Para Legislator Siapkan Langkah Strategis

 

Penulis : T. Sumarta.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *