Juang Merdeka, Jateng – Dalam diskusi yang digelar di Sekretariat HMI Cabang Blora, Minggu, 13/10/2024, Muhammad Taufiqurrahman Niam (Ketum HMI Cabang Blora) berharap siapapun Bupatinya nanti perlu membuat arah kebijakan yang jelas tentang masa depan pengelolaan potensi migas Blora. Proses tersebut juga membutuhkan dukungan legislatif secara responsif dan proaktif. Selain Taufiq, pemateri dalam diskusi dengan tema Masa Depan Pengelolaan Potensi Migas Blora itu juga dari KAHMI dan BPE (Seno Margo Utomo).
“Selama ini, rasanya kok kita hanya jadi penonton. Maksudnya potensi kekayaan alam yang begitu besar itu tidak linier dengan kondisi kesejahteraan masyarakat Blora. Kami memang baru sedikit mendalami, tetapi kami yakin pangkalnya ada pada entah itu kebijakan ataupun peraturan yang kurang berpihak pada masyarakat Blora,” ungkap Taufiq dengan ekspresi resah.
“Apalagi itu sudah berlangsung puluhan tahun, sehingga anggaran dalam APBD kita kecil. Untungnya sudah ada dinamika positif misalnya dalam pengawalan DBH dari Tim Transparansi, JR oleh AMSB sampai lobi-lobi intensif yang saat ini tengah dijalankan Pemkab,” tambah aktivis alumnus IAI Khozinatul Ulum ini.
Kemudian Taifiq menambahkan bahwa dari hasil diskusi akan difollow up dengan kegiatan-kegiatan lain. Selain itu juga memerlukan pendalaman materi yang lebih lanjut menyangkut peta potensi pemanfaatan migas Blora itu sendiri. Selain usaha untuk mendapatkan tambahan DBH, potensi sumur-sumur tua perlu dioptimalkan baru sekitar dua puluh persen yang dimanfaatkan.
Aktivis asal Desa Ketringan ini juga mengapresiasi gagasan untuk mengolaborasikan potensi migas, bandara, kedekatan dengan pintu tol, jalur kerata api double track serta air bengawan Solo yang melimpah menjadi potensi pembentukan kawasan industri itu juga sangat strategis untuk masa depan perekonomian Blora.
“Tentu saja kawasan industri itu kalau berhasil akan mempunyai multiplayer efek”.
Materi tentang potensi migas Blora, perjuangan mendapatkan DBH serta peluang memanfaatkan beragam potensi lainnya untuk pembentukan kawasan industri memang tidak serta-merta akan tercapai. Butuh perjuangan panjang, konsisten dan kolaboratif untuk mencapainya. Secara moral, sebagai mahasiswa kami merasa perlu turut mengambil peran dalam usaha tersebut.
“Sebagai organisasi eksternal kemahasiswaan, kami sebagai anggota HMI menganggap kepedulian pada masa depan pengelolaan potensi migas itu sebagai kewajiban moral yang harus kami tunaikan. Itu tanggung jawab sejarah bagi kami untuk peduli,” tandasnya lagi.
“Terus mengupayakan tambahan DBH Migas memang jalan yang paling strategis. Kami akan memikirkan upaya apa yang dapat ditempuh HMI Cabang Blora untuk mengisi peran-peran yang masih kosong sambil meningkatkan pengetahuan dan pemahaman,” tambah aktivis yang periode berikutnya akan menjadi pengurus di HMI Badko Jateng-DIY ini.
“Ya macam-macam yang dapat kita lakukan. Bisa dengan seminar, bisa dengan demonstrasi ataupun audiensi seperti yang biasanya kami lakukan. Atau bisa juga melakukan FGD denga paslon yang saat ini tengah bersaing dalam Pilbup. Akan terasa aneh, kalau tema strategis dan berdampak besar ini tidak menjadi salah satu fokus tema kampanye,” pungkasnya.
Analisis Kerentanan Psikologi Sosial Pemilih (I)
Penulis : Murtapha, A.L