Juang Merdeka, Jateng – Ormas Tani Merdeka bertekad kembangkan sistem pertanian yang mudah, murah dan sederhana untuk menjaga kedaulatan pangan dan petani selaku pilarnya. Untuk itu , Tani Merdeka mengirimkan wakilnya sebanyak 34 petani dari Jawa Tengah agar dalam Training For Trainer bekerja sama dengan Timor Farm Nusantara.
Nandang Sudrajat, Sekjend DPP Tani Merdeka mengatakan bahwa Metode Tani Nusantara sangat sesuai dengan misi ormas Tani Merdeka pada, Selasa, 30/07/2024.
“Yaitu dengan mengembangkan pertanian yang murah, mudah dan sederhana. Mudah dipraktikkan, tidak perlu teknologi yang rumit sehingga bisa dipraktikkan di daerah manapun,” ungkap Nandang.
Timor Farm Nusantara sendiri selama ini telah mengembangkan metode Tani Nusantara. Metode ini mengembangkan Natural Farming atau pertanian alami dengan memanfaatkan dedaunan, akar dan batang dari sekitar lahan pertanian.
Timor Farm Nusantara terbuka terhadap petani dari daerah manapun sehingga menjadi stake holder bagai Tani Merdeka untuk meningkatkan kualitas anggotanya yang tersebar luas di bvanyak provinsi. Dengan prinsip mudah, murah dan sedrhana, maka dapat dilaksanakan siapapun maka metode ini bisa diaplikasikan oleh petani di seluruh Indonesia.
Produknya bisa berupa pupuk organik dan pestisida yang bisa di produksi sendiri sehingga bisa mengurangi biaya produksi.
Metode ini sudah diuji cobakan di beberapa kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur se3hingga menarik minat petani-petani lain untuk mempelajari penerapan metode tersebut. Pada humus yang dihasilkan dari pupuk organik itu terkandung mikroba yang berguan bagi pertumbuhan dan hasil tanamaan.
Tani Merdeka yang berpusat di Jawa Tengah mengirimkan 34 wakilnya yang merupakan utusan dari tiap DPC dari seluruh kabupaten di Jawa Tengah. Di desa Mukabatan, kecamatan Liboki Anleu, Timor Tengah Utara.
Peserta terdiri atas petani padi, holtikultura, ubi porang, dan kentang. Peserta pelatihan diproyeksikan sebagai traning for trainer. Ada 4 pilar yang menjadi pokok-pokok materi pelatihan, antara lain materi pembuatan mikroba, pembuatan micoriza, pupuk nusantara, pestisida nusantara.
Berikut ini kesan dari beberapa poeserta yang tengah giat mengikuti kegiatan yang diinisiasi oleh DPP Tani Merdeka yang di ketuai oleh Sudryono yang sekarang menjabat sebagai Wamentan.
Zulfah Sania Yusuf, salah seorang peserta merasa mendapat pengetahuan yang aplikatif selama mengikuti pelatihan.
“Saya ingin melanjutkan usaha pertanian holtikultura keluarga kami berupa tanaman kentang,” ungkap mahasiswi alumni Universitas Jenderal Soedirman ini.
Zulfah menambahkan bahwa hal baru yang belum pernah di praktikkan tetapi diajarakan di Farm tani Nusantara misalnya dengan pemanfaatan gulma.
Selama ini kita memanfaatkan tanaman yang spesifik. Dengan memanfaatkan tanaman apapun yang ada di sekitar maka kegiatan pertanian menjadi lebih mudah, murah sederhana sehingga bisa menginspirasi generasi muda di sekitarnya.
Sementara itu kesan positif juga di sampaikan peserta lain yaitu Nur Widayat seorang petani singkong pemasok bahan untuk pabrik tepung tapioka.
“Banyak manfaat dan mudah disosialisasikan. Mari kita jaga ketahanan pangan, mari tertarik pada pertanian , dari alam kembali ke alam dengan memanfaatkan bahan organik,” pesannya.
Nurfitriana petani dari Kabupaten Pekalongan berharap semoga apa yang dipelajarinya selama menjadi delegasi tani Merdeka di Farm Tani Nusantara dapat menerapkan di kebun bunga miliknya.
“Saya ingin jadi pelopor di daerah saya nantinya. Dengan metode ini kita bisa menjadi perintis,” tandasnya.
Penulis : T. Sumarta