Juang Merdeka, Jateng – Seni Bonsai telah lama mendunia dan memiliki ceruk penggemar yang sangat besar. Niali ekonomismya yang tinggi dan jumlah konsumen dengan berbagai level yang meningkat membuat pangsa pasar bonsai menjadi sangat menjanjikan. Negara-negara seperti Jepang dan Cina termasuk negara yang dalam sejarah bonsai sebagai negara yang telah lama mengembangkan bonsai dalam masyarakatnya.
Merujuk pada tulisan F. Abdullah (2019), istilah bonsai sendiri berasal dari bahasa Jepang, yaitu (bon, 盆) yang berarti pot dan (sai, 栽) yang berarti pohon. Yang dimana pada pemerintahan dinasti Yuan sekitar tahun 1280 – 1368 masehi banyak dari pejabat sampai dengan pedagang di Cina yang berasal dari Jepang membawa bonsai tersebut sebagai cindera mata negerinya. Namun seiring perkembangannya bonsai banyak dikenal berasal dari Jepang, karena Jepang lah yang banyak mempopulerkan seni, teknik menanam pohon ini ke negara-negara lain.
Bahkan sampai saat ini bonsai terus berkembang dengan pesat di Jepang, sejarah bonsai tersebut terbukti pada lukisan yang telah banyak dibuat oleh Takakane Takashina sekitar tahun 1309 masehi. Seni dalam membonsai pohon pertama memang berasal dari daratan Cina yang dimana pada era dinasti Tsin sekitar tahun 265 – 420 masehi dengan sebutan penjing atau penzai, yang dimana pada masa itu penjing sangat digemari oleh para pejabat kerajaan. Kemudian seni membonsai ini terus berkembang pada masa dinasti Tang yaitu sekitar tahun 618 – 907 masehi. Berkembangnya seni penjing di daratan Cina tak lepas dari peran para biksu beragama Tao pada masa itu, mereka percaya dan meyakini bahwa penjing merupakan sebuah tanaman yang merepresentasikan pokok penting dari ajarannya yang berisi tentang bagaimana terciptanya sebuah keharmonisan dan keseimbangan manusia dengan alam yang ada disekitarnya.
Beda Bonsai dengan Penjing
Hingga saat ini, banyak negara di dunia bahkan Indonesia dan masyarakat penggemar bonsai yang masih salah kaprah dengan pengertian “penjing”. Banyak yang beranggapan bahwa sebuah karya bonsai yang bernuansa landscape atau yang dibuat menjadi gambaran sebuah panorama alam adalah sebuah penjing, merupakan
sebuah gaya grouping bonsai, dan yang memakai sebuah pot tipis disebut dengan penjing. Namun bukan seperti itu kenyataannya. Dapat disimpulkan bahwa arti yang sebenarnya dari bonsai dan penjing yaitu, bonsai merupakan bahasa Jepang yang mempunyai arti tanaman dalam pot, beda halnya dengan penjing yang berasal dari bahasa mandarin yang berarti panorama alam dalam sebuah pot, tetapi yang harus diketahui adalah tidak berarti bahwa penjing harus selalu bernuansa panorama dan sebaliknya.
Karena dalam pengertiannya yang dimaksud dengan “panorama” dalam penjing adalah sebuah cuplikan alam yang indah, itu berarti istilah “panorama” dalam penjing bisa berupa panorama yang ada pohonnya maupun yang tidak ada pohon sekalipun. Oleh sebab itu pengertian penjing bisa sangat luas, yaitu mencakup Shuihan Penjing (Water and land Penjing), Bigua Penjing (Wall-hanging Penjing), Shansui Penjing (Rock Penjing) dan yang terakhir, Shujuang Penjing yang sama dengan apa yang di sebutkan ‘Bonsai’ selama ini. (robert- teven, 2009)
Menurut Steven (2009) dalam situsnya yang merupakan salah satu master bonsai dunia bahwa “Jadi kalau dilihat dari pandangan sempit, arti dari penjing itu sendiri memang sama dengan bonsai namun itu jika berbicara dalam konteks yang sempit, pada topik bonsai namun dengan mengabaikan kata ‘shujuang’. Dimana biasanya ini merupakan masalah kemudahan dalam kebiasaan pengucapan pada penterjemahan atrikel maupun buku. Namun jika berbicara dalam konteks yang luas, penjing memang berbeda dengan bonsai baik itu dari segi ciri karakter yang khas, namun bukan dalam segi gaya maupun aksesori.
Penulis : T. Sumarta