Juang Merdeka, Jateng – Ada dua pendekatan yang dapat dipakai dalam menyusun materi Sejarah Lokal ketika diintegrasikan dalam Pembelajaran di kabupaten Blora. Baik ketika dijadikan mulok yang berdiri sendiri maupun jika disisipkan dalam mata pelajaran IPS.
Pertama, penyusunan materi secara kronologis, mulai dari masa pra aksara sampai masa Reformasi. Pendekatan ini memerlukan materi dalam jumlah yang besar sehingga lebih sesuai jika Sejarah Lokal dijadikan sebagai mata pelajaran tersendiri (mulok).
Kedua, penyusunan materi secara tematik (sosial, geografi,ekonomi). Tema yang diangkat haruslah sebuah tema yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan dan perkembangan masyarakat Blora. Pendekatan ini sesuai ketika Sejarah Lokal disisipkan dalam mata pelajaran IPS.
Penyusunan tema Sejarah Lokal berbasis Kronologis (Periodesasi Sejarah)
- Masa pra aksara di Blora: terbentuknya lempeng geologis blora, flora-fauna Blora pada masa purba, manusia purba dari Blora, perkembangan kebudayaan di Blora pada masa pra-aksara.
- Blora pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Budha.
- Blora dalam hegemoni kerajaan-kerajaan Islam.
- Pergolakan sosial di Blora pada masa Kolonialisme : eksplorasi minyak bumi oleh Belanda, pengambilalihan hutan Blora, Gerakan Perlawanan Samin (Sedulur Sikep).
- Tragedi berdarah 1948 di Blora
- Blora dari tahun 1950 – 1965.
- Masa Orde Baru dan pengaruhnya di Blora.
- Pengaruh Reformasi dalam dinamika sosial-politik di Blora.
Penggunaan pendekatan periodisasi disesuaikan dengan tema dan materi yang relevan di sekolah baik digunakan dalam IPS di SMP maupun dalam tema-tema yang relevan dalam pembelajaran di SD yang menggunakan pendekatan Tematik.
Secara teoritis, disetiap periodesasi menjelaskan peristiwa besar dan unik. Peristiwa pada kriteria ini diinterpretasikan secara dominan berpengaruh besar terhadap dinamika masyarakat pada periode itu.
Penyusunan Sejarah Lokal berbasis Tema.
Meskipun berbasis tema, urutan penyusunan sejarah lokal juga memperhatikan periode dari tema tersebut agar terhindar dari potensi anakronisme sejarah.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka urutan tema untuk diajarkan pada siswa dapat mengacu pada serangkaian tema berikut ini : Pembentukan lempeng geologi Blora, Flora fauna purba dari Blora, Manusia Purba dari Blora, Blora pada masa Hindu-Buda , Pergolakan Jipang Panolan, Gerakan Perlawanan Samin (Sedulur Sikep), Sejarah Perminyakan di Blora, Sejarah Pengelolaan Hutan di Blora, Warisan Budaya Kesenian Khas Blora.
Perlu sebuah respon yang konstruktif dari pihak-pihak yang berkepentingan sebagai langkah awal untuk secara konseptual memasukkan Sejarah Lokal dalam sebuah proses pembelajaran. Tulisan ini hanya sebuah upaya kecil yang tentu saja belum menjadi sebuah konsep yang utuh dalam pengintegrasian Sejarah.
Kekayaan khasanah tema sejarah local Blora sangat melimpah dan berkualitas, dan para siswa berhak untuk mengetahuinya.
Penulis : Tri Martana ( Wakil Ketua DPC Petanesia Blora)