Kerajinan Bambu Kekinian Ala SMPN 1 Tunjungan

Advertisement

Juang Merdeka Jateng – Penguatan pada kegiatan praktik memang salah satu ciri proses pembelajaran yang sedang dimunculkan. Setidaknya ada dua faktor penyebabnya, yaitu penerapan PMM sebagai implementasi Kurikulum Merdeka serta sistem penilaian keluluisan siswa yang mengharuskan adanya ujian praktik.

“Secara substansi ini sebenarnya untuk menguatkan kompetensi anak pada aspek motorik dan afektifnya, jadi pembelajarannya tidak semata-mata menguatkan aspek pemikiran atau kognitif saja. Praktik-praktik pembuatan kerajinan bambu seperti ini juga bersesuaian dengan pembelajaran kontekstual. Harapannya anak bisa peka dengan potensi alam sekitarnya,” urai Parjo Kepala Sekolah SMPN 1 Tunjungan Kabupaten Blora.

Baca Juga:  Upacara Pembukaan Persami dalam Rangka Penerimaan Anggota Baru Gudep 04.79-04.80 Pangkalan SMPN 1 Tunujungan

Memang diketahui bahwa rata-rata setiap desa di kecamatan Tunjungan bahkan di seluruh Kabupaten Blora mmempunyai potensi bambu. Potensi bambu itulah yang coba dikreasikan di SMPN 1 Tunjungan.

“Untuk kerajinan tersebut ada dua proses yang dijalani siswa. Pertama proses pembuatannya untuk mengasah ketrampilan mereka. Kedua, dalam proses pembuatan tersebut kemudian anak berlatih membuat perhitungan ekonomis untuk mengetahui peluang keuntungannya seberapa,” kata Martana guru IPS yang terlibat dalam penilaian kreasi bambu tersebut.

Lebih lanjut ia menambahkan bahwa selain mengasah ketrampilan siswa maka yang tidak kalah penting mencoba mengasah kepekaaan untuk mengetahui potensi ekonomi yang ada di sekitar siswa dan mencoba mengembangkannya.

Baca Juga:  Upacara Pembukaan Persami dalam Rangka Penerimaan Anggota Baru Gudep 04.79-04.80 Pangkalan SMPN 1 Tunujungan

“Jadi dari kegiatan ini naluri kewirausahaan siswa SMPN 1 Tunjungan mulai diasah,” pungkasnya.

Penulis : T. Sumarta.

Editor : Murtapha A.L

2 Comments

  1. Kerajinan bambu kekinian ala SMPN 1 Tunjungan menunjukkan inovasi yang luar biasa dalam memadukan tradisi dengan modernitas.
    Siswa di sini tidak hanya belajar tentang seni, tetapi juga mengembangkan keterampilan kreatif dan berpikir kritis.
    Penggunaan bahan alami seperti bambu menunjukkan kesadaran lingkungan yang tinggi.
    Proyek ini membuktikan bahwa seni bisa menjadi bagian dari pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
    Kerajinan bambu yang dihasilkan memiliki nilai estetika dan fungsional yang tinggi.
    SMPN 1 Tunjungan menjadi contoh bagus dalam pendidikan berbasis proyek.
    Keterlibatan siswa dalam proses kreatif meningkatkan rasa percaya diri dan rasa memiliki.
    Proyek ini juga membuka peluang untuk ekspor atau pemasaran kerajinan lokal.
    Kerajinan bambu kekinian ini bisa menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar.
    Kreativitas siswa terlihat jelas dalam setiap bentuk kerajinan yang mereka buat.
    Proyek ini juga membantu memperkuat nilai-nilai lokal dan budaya.
    Penggunaan teknologi modern dalam proses pembuatan kerajinan menunjukkan adaptasi yang baik.
    Siswa belajar untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam tim.
    Kerajinan bambu ini bisa menjadi media untuk mempromosikan pariwisata lokal.
    Proyek ini memberikan pengalaman belajar yang tidak hanya akademik, tetapi juga praktis.
    Keterampilan yang diperoleh bisa menjadi bekal untuk masa depan, baik secara profesional maupun kreatif.
    SMPN 1 Tunjungan menunjukkan komitmen untuk mengembangkan pendidikan yang holistik.
    Kerajinan bambu ini juga bisa menjadi sarana untuk mengajarkan nilai-nilai ekonomi sirkular.
    Proyek ini memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan ekonomi sekaligus.
    Kerajinan bambu kekinian ala SMPN 1 Tunjungan adalah bukti bahwa pendidikan bisa menginspirasi perubahan yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *